Menteri Retno Marsudi yang merupakan seorang Menteri Luar Negeri RI mengatakan bahwa, transisi Myanmar menuju pada demokrasi harus mengikuti keinginan rakyat sepenuhnya, apa lagi telah terjadi kudeta pada tanggal 1 Februari lalu.
Hal itu dinyatakan Menteri Luar Negeri saat setelah munculnya laporan yang telah mengungkap bahwa Indonesia adalah negara yang mendukung pemilihan umum diulang di negara Myanmar dan hal itu berujung pada protes warga Myanmar. Pasalnya pada pemilihan umum ulang disuarakan militer saat sebelum kudeta berlangsung.
“Transisi demokrasi di negara Myanmar yang bersifat inklunsif harus secepatnya diusahakan sesuai dengan apa yang dinginkan oleh rakyat Myanmar. Meski dengan ja;an apapun hal ini harus secepatnya dilakukan agar mencapai tujuan yang diinginkan, “ujar Retno Menteri Luar Negeri.
Menteri Luar Negeri RI juga nenyatakan bahwa negara Indonesia sangat prihatin dengan apa yang terjadi oleh negara tatangganya yaitu Myanmar. Ia juga mengatakan bahwa akan mendukung rakyat Myanmar agar mendapatkan kesejahteraan dan kehidupan yang kondusif untuk masyarakat Myanmar adalah hal yang paling penting.
Bisa dipastikan bahwa negara Indonesia sangat peduli terhadap apa yang terjadi oleh negara tetangganya. Bahkan, negara Indonesia juga sangat membantu untuk menyelesaikan masalah yang terjadi disana, demi rakyat Myanmar negera Indonesia menyarankan banyak hal. Indonesia memang terkenal dengan negara yang sangat toleransi terhadap isu-isu internasional apa lagi soal kebebasan dan kedamaian, seperti halnya Indonesia selalu bersikap tegas saat menyuarakan kemerdekaan Palestina di ruang siding PBB.
Namun mesikpun begitu Kementrian Luar Negeri RI tetap menolak pertanyaan perihal mendukung atau tidaknya pemilu yang terjadi pada 8 November lalu, yang tentu saja dimenangkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang juga dipimpin De Facto, Aung San Suu Kyi, yang saat ini masih dikurung oleh pihak militer sejak kudeta dimulai.
Kemlu Republik Indonesia juga menolak untuk menjawab pertanyaan media perihal laporan Reuters terkait dengan gagasan Negara Indonesia yang saat ini sedang mencari dukungan negara-negara lainnya di ASEAN sebagai bentuk dukungan pemilihan umum ulang di negara Myanmar. Hal itu sangat dirahasiakan oleh Kemlu, dan menuai kritik oleh sejumlah pihak atau kelompok khususnya kritik dari warga Myanmar lewat akun mediasosial.
Berita terbaru itu bahkan sekelompok orang tengah berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Indonesia di Negara Myanmar. Hal ini tentnunya dilakukan untuk memprotes apa yang mereka yakini perihal Indonesia mendukung terjadinya pemilihan umum ulang, padahal pihak militer dari negara Myanmar sudah memperjuangkannya dengan susah payah. Hal itulah yang sangat memancing kemarahan warga di depan Kedutaan Besar Indonesia untuk Myanmar.
Hal ini diberitakan oleh banyak jurnalis yang sempat merekam apa yang terjadi di kedutaan Besar Indonesia. Sekelompok orang tersebut Nampak bersungguh-sungguh marah dengan negara Indonesia sebab Indonesia dianggap sebagai biang yang mengkompori untuk pemilihan umum ulang di negara Myanmar.
Indonesia memang tidak mau ikut campur terhadap politik dalam negeri asing, namun negara Indonesia sangat peduli tentang perdamaian dan kesejahteraan dunia. Beberpa kali Indonesia menyuarakan hak-hak yang harusnya dimiliki oleh negara-negara yang terjajah namun belum juga usai gencatan senjata oleh kedua belak pihak. Ditambah lagi dengan kasus dalam negeri yang terjadi di Negara Myanmar, membuat negara Indonesia tergerak untuk membantunya